Monday, 14 November 2016

kelenjar keringat



 b). kelenjar lemak atau kelenjar sebaceousKelenjar keringat menghasilkan minyak unuk mencegah kekeringan. pada kelenjar lemakterdapat butir sekresi yang disebut sebolina. Secara histologi tergolong dalam tipe alveolar /achiner bergelung dan holokrin,serta mempunyai fungsi sebagai proteksi . kelenjar sebolinatidak terdapat pada mamalia yang tidak berambut . kelenjar-kelenjar yang tidak umum padamamalia:· Kelenjar bau ( scanet gland ), terdapat pada cucurut, biasanya terdapat pada ssekitaranus/ perineal, peranan biologisnya mempunya hubungan dengan kehidupan kelamin.· kelenjar meibom, terdapat pada kelopak mata· kelenjar lakrimal, juga pada kelopak mata2.2 Fungsi Sistem Integumena. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan mekanik, kimia,atau suhu b. Penerima sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhuc. Pengatur suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkankehilangan panas saat suhu panasd. Fungsi metabolic, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.e. Ekskresi dan absorpsi.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan· Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.· Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakniMencakup :kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit tipisdan kulit tebal.- Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan dianggap sebagai modifikasi dari sisik.- Sisik, secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada ikan, ular atau kaki ayamkuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuhdari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuhdari ujung jari.- kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit aridan berbentuk pori-pori halus.Sistem integument memiliki fungsi antara lain :- Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia,atau suhuPenerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhuPengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkankehilangan panas saat suhu panas- Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.Ekskresi dan absorpsi.

IVDAFTAR PUSTAKASriyono,dkk.2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.Suripto.1994. Diktat Kuliah Struktur Hewan. Bandung : ITBSyamsuri,istamar.dkk.2007.Ipa Biologi. Semarang: Erlangga.http://dinigriyaayu.multiply.com/journal/item/10http://id.wikipedia.org/wiki/Buluhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Sisikhttp://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htmhttp://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/SistemImun.pdfhttp://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htmlSuripto.1990. Diktat Struktur Hewan. Jurusan Biologi ITB. Bandung.Istamar syamsuri,dkk. 2007. Ipa Biologi. Malang : Erlangga.http://dinigriyaayu.multiply.com/journal/item/10http://id.wikipedia.org/wiki/Buluhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sisikhttp://fahmi517.blogspot.com/2011/04/makalah-sistem-integumen.htmlSuripto.1990. Diktat Struktur Hewan. Jurusan Biologi ITB. BandungSriyono, dkk. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi . Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.

Saturday, 29 October 2016

segalaa jenis asuhan keperawatan lengkap

asuhan keperawatan pada pasien hepatitis
 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Adapun pelaksanaan pengkajian kepada klien adalah sebagai berikut :
a.     Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan,kelelahan,malaise umum
b.    Sirkulasi
Gejala : Ikterus pada sklera,kulit dan dan membran mukosa.
c.    Elimnasi
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya hemodialisis.
d.    Makanan dan cairan
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat odem, muntah.
e.     Neurosensori
Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.
f.     Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.
g.       Pernafasan
Gejala : Tidak minat / enggan merokok .
      h.   Keamanan
                    Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah
                    Tanda : Urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan.
i .  Seksualitas
Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo seksual  aktif / biseksual pada wanita ).
  1. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin. Makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan : terpajan pada kimia toksik ( contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh : surfanomit, fenotizid ).
2.2.2    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn E.Doenges adalah sebagai berikut :
1.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan kekuatan otot, ketidaknyamanan kerja dan menolak untuk bergerak.
2.     Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia muntah ditandai dengan kurang nafsu makan / minat makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.
3.     Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
4.     Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empoedu dalam jaringan diagnosa adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
5.     Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan  dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi meminta informasi
2.2.3    Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan penilaian hasil terhadap klien dengan  hepatitis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
Diagnosa keperawatan 1
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja, menolak untuk bergerak.
Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot, nyaman bekerja dan dapat bergerak.

Intervensi / Implementasi
  1. Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
  1. Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.
             Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk  menurunkan resiko kerusakan jaringan.
  1. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.
  1. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri pasif / aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena ketebatasan aktivitas yang menganggu periode istrahat.
  1. Dorong penggunaan tehnik manajemen stres, contoh : relaksasi progresif visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan kembali perhatian,dan dapat meningkatkan koping.
  1. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembasaran hati.
Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan istirahat    lanjut, mengganti program terapi.
  1. Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi tergantung pada pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi          
                  kerusakan jaringan.

Implementasi :
  1. Meningkatkan tirah baring / duduk, memberikan lingkungan yang tenang.
  2. Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.
  3. Melakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
  4. Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi,membantu melakukan latihan rentang gerak sendiri pasif /aktif
  5. Mendorong tehnik penggunaan manajemen stres.
  6. Mengawasi terulangnya anoraksia daan nyeri tekan pembesaran hati.
  7. Kolaborasi dengan dokter. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indiksi tergantung pada pemajanan.

Evaluasi :
  1. Menyatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu.
  2. Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
  3. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Diagnosa keperawatan 2
Perubahan kebutuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, ditandai dengan kurang nafsu makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak mual,muntah dan berat badan meningkat.
Intervensi :
  1. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang
                              sulit pada sore hari.
  1. Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
  1. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada pemasukan.
  1. Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.
  1. Kolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan individu.
  1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.
  1. Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila di perlukan.
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi dan gejala memanjang
Implementasi :
  1. Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
  2. memberikan perawatan mulut sebelum makan.
  3. Menganjurkan makan pada posisi dudk tegak.
  4. Memberikan dorongan untuk mengkonsumsi sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
  5. Mengkolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.
  6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi.
  7. Memberikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Evaluasi :
  1. Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan berat badan yang sesuai.
  2. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare,gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare tidak ada.

Intervensi :
  1. Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan berat badan harian.
Rasional : Memberakan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.
  1. Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi / perkusi.
  1. Periksa asites atau pembentukan odem.
Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan.
  1. Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat gigi.
Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gusi.
  1. Observasi tanda perdarahan, contoh : hematuria / melena ekimosis, pendarahan terus menerus dari gusi.
Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gisi.
  1. Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin dan waktu pembekuan..
            Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium / kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan odem.
  1. Kolaborasi dengan dokter. Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) ,elektrolit, protein hidrolisat.
Rasional : Memberikan cairan dan panggantian elektrolit.
Implementasi :
  1. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran, bandingkan dengan berat badan harian.
  2. Mengkaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
  3. Memeriksa adanya asietas atau pembentukan odem.
  4. Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
  5. Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, contoh : hematuria dan melena, ekimosis, pendarahan terus menerus.
  6. kolaborasi dengan dokter.Mengawasi nilai laboratorium contoh : Hb / Ht,Na albumin dan waktu pembekuan.
  7. Kolaborasi dengandokter. Memberikan cairan IV biasanya glucosa, elektrolit, protein hidrolisat.

Evaluasi :
a.     Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler.
b.    Haluaran individu sesuai.
Diagnosa Keperawatan 4
Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.
Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada akumulasi.
Intervensi :
  1. Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin sesuai dengan indikasi.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan menghilangkan gatal.
  1. Anjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
Rasional : Menirunkan potensial cidera kulit.
  1. Berikan masase pada waktu tidur.
Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur.
  1. Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.
  1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin : Metilavin, Difenhidramin.

Implementasi :
  1. Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan minyak kalamin sesuai dengan indikasi.
  2. Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.
  3. Memberikan masase pada waktu tidur.
  4. Menghindari komentar tentang penampilan pasien.
  5. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi  : Metilavin, Difenhidramin.


Evaluasi :
  1. Menunjukkan jaringan / kulit utuh.
  2. Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.

Diagnosa Keperawatan 5
Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak akurat mengikutin instruksi.
Tujuan : Pengetahuan terhadap pengobatan meningkatndengan kriteria hasil dapat mengenal sumber informasi dan mengikuti instruksi.

Intervensi :
  1. Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan.
  1. Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.
Rasional : Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena hepatits (agen penyebeb) dan situasi individu.
  1. Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.
Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk melakukan aktivitas.
  1. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari pemusatan pada penyembuhan panjang.
  1. Dorong keseimbangan diet seimbang.
Rasional : Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses penyembuhan.
  1. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.
Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Implementasi :
  1. Mengkaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilahan pengobatan.
  2. Memberi informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.
  3. Merencanakan memulai aktivitas sesuai tolerasnsi dengan periode istirahat adekuat.
  4. Membantu klien mengidentivikasi aktivitas pengalih.
  5. Mendorong keseimbangan diet seimbang.
  6. Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau lebih lama sesuai tolerasi individu.

Evaluasi :
  1. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
  2. Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebab.
  3. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.
  4.  http://ekokedapkedip.blogspot.co.id/2013/11/askep-a-dengan-hepatitis.html